Rekan Kerja Malas? Gak Perlu Emosi, Lakukan 5 Hal Ini
Tempat Kerja | 09 Feb 2023 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Rekan Kerja Malas? Gak Perlu Emosi, Lakukan 5 Hal Ini

Summary: Rekan kerja malas yang kerjanya kebanyakan santai-santai pasti buat mood kamu jadi rusak. Tapi, daripada kamu melapor ke atasan kalau ada rekan kerjamu yang malas, lebih baik kamu hadapi mereka dengan menerapkan beberapa cara seperti tidak menghiraukan mereka dan juga membuat list pekerjaan agak mau tetap produktif. Bahkan kamu juga bisa memanfaatkan kemalasan rekan kerjamu untuk kepentingan kamu sendiri loh.

 

Expectations: Setelah membaca artikel ini, kamu dapat mengetahui bagaimana cara untuk menghindari rekan kerja kamu yang sering bermalas-malasan agar tidak berdampak ke pekerjaanmu. 



Gimana perasaan kamu ketika melihat rekan kerja malas yang suka leha-leha di kantor? Mungkin kamu bertanya-tanya “dia malas-malasan terus, kok bisa ya keterima kerja?” Kebanyakan orang sih udah pasti akan merasa risih dan ilfeel sama teman yang suka males-malesan. Kamu juga gitu gak?

 

Gak di tempat kuliah, gak di tempat kerja, pasti ada aja kamu ketemu sama tipe orang yang santai. Bahkan saking santainya, sampai kerjaan mereka bisa kelewatan deadline. 

 

Rekan kerja yang seperti ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi untuk ditemukan. Pasti ada beberapa karyawan yang sengaja curi-curi waktu istirahat lebih, menggunakan telepon kantor untuk keperluan pribadinya, atau bahkan menyempatkan untuk tidur siang di meja kerjanya. 

 

Memiliki rekan kerja yang malas-malasan adalah mimpi buruk bagi semua orang. Apalagi jika kebetulan kamu berada di satu kelompok untuk sebuah proyek kantor. 

 

Malas-malasan dengan berkedok “istirahat” memang terlihat enak saat kerja, namun bermalas-malasan justru akan membuat kamu makin kesulitan untuk menyelesaikan semua tugas dan kewajiban kamu.

 

Rekan Kerja Malas? Kamu Harus Apa?

 

Kamu punya rekan kerja malas di kantor? Kamu dapat menanggapinya dengan cara-cara elegan, seperti memanfaatkan kemalasan rekan sebagai kesempatan untuk berkembang.

 

Apa yang harus kamu lakukan kalau kamu punya rekan kerja yang malas? Jawaban tepatnya adalah kamu tidak perlu melakukan apa-apa. Daripada kamu stress ngurusin kerjaan rekan kerjamu yang gak selesai-selesai, lebih baik kamu hadapi mereka dengan cara yang tidak mengundang keributan. 

 

1. Abaikan Mereka!

 

Mengabaikan mereka adalah cara yang elegan untuk menghadapi rekan kerja malas. Dengan mengabaikan mereka, kamu tidak lagi pusing dengan tingkah mereka. Selagi tidak ada sangkutannya dengan pekerjaanmu, kamu tidak perlu memberi perhatian khusus kepada mereka. Lebih baik kamu fokus dengan tugas-tugasmu agar memberikan hasil yang maksimal. 

 

Jika kemalasan rekanmu ini memberikan pengaruh kepada kinerja kamu, contohnya kalau kamu berada di satu projek dengan dia, kamu bisa memberitahukan ke atasan dalam bentuk statement atau fakta dan bukan keluhan. Lebih baik kamu bilang “Pak, proyek minggu depan sudah saya selesaikan ya” dibandingkan “Pak, proyek minggu depan sudah selesai, tapi si A tidak ngerjain.”

 

2. Jangan Lapor Ke Atasan

 

Kalau kamu melaporkan rekan kerja yang malas ke atasan, nanti malah kamu yang dianggap tidak profesional oleh atasan.

 

Kenapa sih jangan lapor? Bukannya kalau lapor itu tanda kepedulian? Nyatanya, kalau kamu melaporkan ke atasan bahwa ada rekan kerja yang malas, kamu malah terlihat tidak profesional loh. Kecuali rekan kerjamu itu berada di proyek yang sama dengan kamu. Kalau kamu melapor ke atasan tentang rekan kerja yang malas, kamu malah membuka ruang untuk terbentuknya konflik. Daripada kamu lapor ke atasan, lebih baik kamu bicarakan dengan rekan kerja lainnya mengenai apa yang bisa kalian lakukan untuk mengembalikan atau memberikan semangat kepada rekan kerja yang malas ini.

 

3. Jangan Cemburu

 

Lihat si dia di kantor malas-malasan kok enak ya? Kok gak adil banget? Kamu kerja keras, dia malas-malasan, tapi dapat gaji yang sama. Kalau kamu punya pikiran seperti itu, lebih baik dihilangkan saja. Kamu gak perlu merasa iri atau cemburu, karena apa yang kamu lakukan sekarang adalah tindakan yang benar. Kamu sudah bekerja dengan rajin dan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Kalau dia malas, itu pilihan dia dan atasanmu pasti punya rencana untuk menghadapinya. 

 

4. Jangan Terpengaruhi

 

Kamu sudah tahu jadwal kerjamu, kamu juga sudah tahu apa yang harus kamu kerjakan. Karena kamu sering memperhatikan rekan kerja malas ini, rasa iri dan cemburu yang muncul akan mendorong kamu untuk ikut-ikutan malas. Kamu boleh berinteraksi dengan dia, tapi jangan sampai kamu terbawa kemalasan dia. Jika dia mengajak kamu untuk istirahat makan siang lebih lama, kamu harus berani untuk menolaknya.

 

5. Memanfaatkan Kemalasan Rekanmu

 

Kamu dapat memanfaatkan kemalasan temanmu sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa kamu adalah karyawan yang berdedikasi dan mampu untuk menyelesaikan semua tugas.

 

Rekan kerja malas tidak selamanya akan menjadi masalah untuk kamu. Justru, kamu harus dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk membuktikan kepada atasan bahwa kamu bekerja dengan keras, penuh dedikasi, profesional, dan bisa menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Kamu bisa memanfaatkan kemalasan rekan kerjamu menjadi motivasi yang mendorong kamu untuk selalu menjadi yang lebih baik. 

 

Contohnya kamu bisa memanfaatkan kemalasan temanmu dengan mengajukan diri jika atasanmu meminta bantuan untuk menyelesaikan sebuah tugas, atau ketika atasanmu mencari karyawan yang bersedia membantu rekan kerja malas ini. Ketika kamu mengajukan diri, kamu jadi terlihat berambisi dan dapat diandalkan.


Memang rasa malas pasti dimiliki oleh semua karyawan. Tapi kamu tahu gak, kalau malas itu juga timbul karena pengaruh dari kepribadian dan sifat seseorang. Pastinya kemalasan tersebut juga dapat diperbaiki dengan cara-cara tertentu, tergantung masing-masing kepribadian. Maka dari itu, penting sekali untuk mengenali kepribadian kamu melalui asesmen diri seperti tes psikometri yang tersedia di Dreamtalent. Dengan mengenali kepribadianmu, kamu juga dapat menemukan cara terbaik untuk memotivasi diri dan juga menemukan minatmu.