Toxic Workplace: Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
Tempat Kerja | 22 Mar 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Toxic Workplace: Apa yang Bisa Kamu Lakukan?

Summary. Dalam dunia pekerjaan, berselisih paham dan bertukar pendapat merupakan hal wajar. Tetapi, jika masalah yang kamu punya menjadi berlarut-larut dan terlihat seperti tidak menemukan jalan keluarnya, dan membuat kamu lelah secara fisik, mental, dan emosional, kemungkinan kamu sedang terjebak dalam kondisi toxic workplace. Artikel ini berisi tanda-tanda yang sering ditemui dalam toxic workplace dan bagaimana cara untuk mengatasinya.

Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu akan mengetahui tentang hal yang paling sering ditemui dalam toxic workplace dan hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.

 

Sebagai karyawan perusahaan, kamu pasti pernah berselisih paham dengan teman kerja kamu, kan? Hal tersebut bisa terbilang wajar, kok. Tidak semua orang memiliki cara berpikir yang sama. Tapi, jika perselisihan tersebut berlanjut dan sampai berlarut-larut, tentunya akan membuat kamu lelah, baik secara mental, fisik, hingga mengganggu produktivitas kerja. Hal yang baru saja dijelaskan tadi merupakan definisi dari toxic workplace, loh!

 

Ciri-Ciri Toxic Workplace

Hal ini biasa terjadi saat para karyawan yang bekerja dalam sebuah perusahaan membudayakan kebiasaan-kebiasaan yang menimbulkan toxic workplace itu sendiri. Hal yang paling sering ditemui dari toxic workplace, antara lain;

Drama

Banyak hal yang dapat muncul dari drama yang terjadi di kantor, seperti; timbulnya rasa tidak percaya antara sesama karyawan, munculnya kubu atau inner circle di antara sesama karyawan, dan yang paling sering: gosip!

Bullying di Tempat Kerja

Bullying atau perundungan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Saat kamu sudah merasa diancam, dikucilkan, dipermalukan, dan diintimidasi (baik secara verbal maupun fisik) oleh teman kerja kamu, hal ini bisa kamu laporkan ke HRD, loh. Bullying dalam bentuk apapun tidak bisa ditoleransi sama sekali.

Komunikasi yang Tidak Lancar

Tidak lancarnya komunikasi dapat mengakibatkan banyak hal, antara lain; takut untuk menyampaikan pendapat, kurangnya feedback dari atasan kepada karyawan, negatifnya respon yang didapat saat menyelesaikan pekerjaan, dan merasa ragu untuk berkata jujur saat hal tersebut diperlukan kepada sesama karyawan dan atasan.

Batasan antara Dunia Kerja dan Pribadi yang Samar

Baik kamu melakukan WFH atau WFO, boundaries yang kamu ciptakan untuk diri sendiri terkadang masih terasa samar dan tidak jelas. Hal ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan antara dunia kerja dan pribadi kamu.

Tidak Ada Kesempatan Berkembang

Setelah bekerja di suatu perusahaan tertentu untuk waktu yang lama, wajar rasanya saat kamu meminta promosi, kenaikan pangkat, atau kenaikan gaji (bahkan diikutsertakan dalam project yang menantang juga termasuk, loh!). Jika kamu sudah sering berkonsultasi dengan HR mengenai hal-hal tersebut, tetapi masih tidak mendapatkan balasan, mungkin ini waktunya kamu mengevaluasi kembali self-worth yang kamu miliki.

Banyak Teman yang Resign

Pernahkan kamu memperhatikan sebuah kantor yang termpat kerjanya kehilangan jumlah karyawan secara pesat dalam waktu singkat a.k.a turnover? Kamu mungkin masih bisa menoleransi banyaknya jumlah pekerjaan yang menggunung, ataupun jarak rumah dan tempat kerja yang jauh. Tetapi banyak orang yang meninggalkan pekerjaan mereka dengan alasan rekan kerja atau atasan mereka sendiri.

(Baca Juga: Cara Membangun Psychological Safety dalam Tim)

 

Efek Samping dari Toxic Workplace

Efek samping dari tempat kerja yang toxic dapat mempengaruhi diri kamu sebagai karyawan, dan tentunya produktivitas kerja kamu sendiri. Apakah kamu sering berpikir untuk keluar dari tempat kerja kamu? Itu salah satu efek yang kamu dapat rasakan dari toxic workplace

Efek samping lain yang bisa kamu rasakan dari adalah meningkatnya tingkat stress, kecemasan, dan rasa lelah. Bahkan tidak mustahil kalau kamu merasakan burnout. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendiagnosa bahwa burnout yang kamu rasakan saat bekerja merupakan diagnosa kondisi kesehatan yang nyata adanya.

Selain itu, kamu juga merasa tidak aman saat berada di lingkungan kerja jika adanya diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh sesama rekan kerja atau bahkan atasan kamu.

Apa yang Harus Dilakukan?

Saat terjebak dalam situasi seperti ini, alangkah baiknya jika kamu mulai mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi agar masalah yang ada tidak berlarut-larut, seperti:

 

Mencari Teman Kerja yang Sependapat

Dua orang sedang bertukar pendapat dan berdikusi tentang suatu hal

Adanya kumpulan teman kerja yang sependapat dengan kamu, kamu bisa merasa lebih aman saat harus menyampaikan masalah ini ke HR. Semakin banyak yang merasa bahwa lingkungan dan tempat kerja kamu toxic, semakin kamu tidak merasa sendirian saat melawan permasalahan yang mengganggu ini. Tetapi hal ini bukan berarti kamu harus membuat kubu-kubu di dalam kantor kamu juga, ya. Bicarakan hal ini dengan teman kerjamu yang sependapat agar bisa mencapai konsensus untuk lingkungan tempat kerja yang lebih baik.

 

Jauhkan Diri dari Gosip yang Tidak Penting

Dua orang sedang membicarakan rekan kerja mereka dari belakang

Menjauhkan diri dari gosip dan obrolan-obrolan yang tidak penting saat bekerja dapat membantu kamu untuk menghindari drama di kantor. Bedakan hal apa saja yang bisa kamu bicarakan dengan teman kantor dan hal apa saja yang lebih baik kamu simpan sendiri. Tidak semua hal tentang diri kamu harus diketahui oleh rekan kerja, loh.

Beranikan Diri untuk Speak Up

Empat orang sedang berdiskusi membicarakan suatu hal sembari duduk

Membahas masalah yang seringkali dianggap berat merupakan hal yang tidak mudah. Tapi, kamu mau tidak mau harus melakukannya agar kondisi tempat kerja kamu membaik dan juga memberikan rasa aman terhadap semua pihak yang bekerja di sana. Saat kamu mulai merasa tidak aman, dan tenang (baik secara fisik, mental, dan emosional), bicarakan hal ini ke pihak terkait tanpa menunda-nunda agar masalah cepat diselesaikan. Jangan sampai orang lain berpikir kalau bahwa hal-hal yang membuat kamu tidak nyaman adalah hal yang bisa ditolerir tanpa memikirkan perasaan kamu juga.

 

Menciptakan Healthy Boundaries antara Rekan Kerja dan Atasan

Tiga orang tertawa saat sedang berinteraksi

Menciptakan healthy boundaries di tempat kerja juga merupakan salah satu hal esensial yang perlu dilakukan agar kamu tetap memiliki kestabilan emosional dan mental sehingga kamu tidak perlu merasa terbebani saat berinteraksi dengan orang lain, terutama saat berada di tempat kerja kamu.

Beberapa alasan mengapa kamu memerlukan healthy boundaries saat bekerja, antara lain:

  • Ruang gerak untuk diri sendiri adalah hal mutlak

  • Batasan yang kamu miliki sebagai seorang individu berbeda dengan orang lain

  • Menetapkan perlakuan yang pantas kamu terima. 

  • Menciptakan autonomi untuk diri sendiri

 

Tidak Ada Salahnya dengan Move On

Saat kamu sudah berusaha sekuat mungkin untuk memperbaiki keadaan yang tidak kunjung membaik, tidak ada salahnya kamu untuk memilih untuk pergi dari situasi tersebut. Sebelum keluar, pikirkan lagi solusi terbaik agar kamu juga masih bisa keluar dari tempat kerja toxic tanpa meninggalkan kamu dalam keadaan yang terombang-ambing. 

Mulailah mencari pekerjaan baru yang kiranya cocok dengan kamu, dan tentunya budaya kantor yang pas dengan kepribadian kamu. Di Dreamtalent, kamu bisa mengetahui lebih banyak tentang kepribadian, gaya bekerja, dan budaya kantor yang cocok dengan kamu dengan mengikuti tes asesmen yang tersedia.