Healthy Boundaries saat WFH, Bagaimana Cara Menerapkannya?
Tempat Kerja | 16 Mar 2022 | By System
Healthy Boundaries saat WFH, Bagaimana Cara Menerapkannya?

Summary. Saat WFH, melakukan pekerjaan di rumah bisa menjadi awal tercampurnya dunia personal dan profesional. Meskipun pembatas antara dua dunia ini seperti tidak terlihat, menciptakan healthy boundaries saat WFH bisa membantu kamu untuk menjaga batas sehat antara kerja dan kehidupan pribadi.

 

Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu akan mengetahui cara-cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan healthy boundaries saat WFH.

 

Meskipun beberapa perkantoran mulai menerapkan kembali WFO, selama pemerintah masih menerapkan PPKM, maka tidak sedikit kemungkinan beberapa dari kamu masih berada di kondisi WFH. Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, keadaan WFH-WFO ini masih menjadi hal yang memiliki pro dan kontra.

 

Jika tempat kerja kamu masih menerapkan WFH, maka ada kalanya kamu merasakan beberapa hal yang membuat kamu lelah. Salah satunya, kurangnya boundaries atau batasan antara dunia pekerjaan dan pribadi.

 

Kapan terakhir kali kamu tidak merasa kesal saat melihat notifikasi di handphone?

 

Mengapa Harus Ada Healthy Boundaries saat WFH?

Secara definisi, healthy boundaries adalah batasan yang dimiliki dan dibuat oleh seseorang untuk memastikan orang tersebut tetap merasa stabil secara mental dan emosional.

 

Saat kamu sudah memiliki healthy boundaries dan menerapkannya dengan baik, bukan berarti kamu secara langsung menjauhkan diri dari orang lain. Terkadang, kamu membutuhkannya agar kamu bisa berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa lelah dan terbebani. Lalu, kenapa kamu membutuhkannya?

 

  • Kamu juga perlu ruang gerak untuk diri sendiri. Apa pun tipe kepribadian kamu, kamu membutuhkan waktu untuk sendirian juga, loh. Hal ini bisa membantu kamu untuk mengevaluasi diri sendiri dan juga untuk beristirahat sejenak dari hal-hal yang membuat kamu lelah.

  • Menciptakan batasan berdasarkan kemampuanmu. Semua orang memiliki batas kemampuan masing-masing. Jangan sampai kamu melakukan hal-hal untuk orang lain, tapi kamu sendiri melupakan kebutuhan diri sendiri.

  • Menetapkan perlakuan yang pantas kamu terima. Saat kamu bekerja di rumah, tentunya kamu masih butuh untuk berkomunikasi dengan rekan kerja kamu demi kelancaran pekerjaan. Tetapi, tidak semua hal bisa diterima begitu saja atas nama pekerjaan.

  • Membangun rasa autonomi. Menjadi diri sendiri, baik di lingkungan kerja maupun rumah, bukan menjadi hal yang bisa ditawar. Jangan sampai kamu kehilangan esensi diri kamu hanya demi pekerjaan.

 

Lalu, Bagaimana Cara Membangun Healthy Boundaries?

Kenali Batasan Dirimu Sendiri

Seseorang menunjukkan lanyard tanda pengenal yang kosong.

Tidak ada orang lain yang mengenali dirimu selain kamu sendiri. Mulai dari kemampuan, batasan, hingga hal-hal yang kamu anggap sulit. Menurut Gionta (2015), hal-hal yang harus kamu lakukan adalah: pay attention to your feeling, give yourself permission to set boundaries, and consider your environment. 

 

Kalau kamu sudah melakukan hal-hal tadi, kamu bisa lebih tahu tentang kemampuan dan batasan yang kamu miliki. Sehingga, kamu tidak perlu lagi merasa terbebani saat kamu memilih untuk mengikuti apa yang sebenarnya kamu perlukan.

 

Knowing yourself is the beginning of all wisdom (Aristotle)

 

Mengatur Skala Prioritas

Lembaran kertas kosong yang berisi daftar pekerjaan yang harus dilakukan.

Membuat daftar apa saja yang harus kamu lakukan, baik itu harian, mingguan, atau bulanan juga bisa membantu kamu menyelesaikan pekerjaan kamu. Kalian bisa memulainya dengan menulis daftar, lalu mengaturnya sesuai dengan deadline atau tingkat kesusahan tugas tersebut. Meng-install aplikasi di ponsel atau perangkat lain bisa jadi awalan juga, loh! Hal ini dilakukan agar kamu tidak merasa kewalahan dengan tumpukan tugas yang kamu harus selesaikan.

 

Menurut David Allen, seorang ahli tentang produktivitas, menyarankan untuk mengatur skala prioritas tugas dengan empat cara, yaitu:

  • Do it

  • Defer it

  • Delegate it

  • Drop it.

Saat kamu sudah selesai melakukan pekerjaan yang harus dilakukan untuk hari itu, alangkah baiknya kalau kamu tidak perlu mengingatnya kembali. Dengan kata lain: move on. Kamu tidak perlu mengingat-ingat lagi pekerjaan yang telah kamu selesaikan. Meskipun nantinya ada revisi atau perbaikan yang harus dibuat, kamu tetap memiliki hak untuk melakukannya di jam kerja kamu di keesokan harinya.

 

Beranikan Diri untuk Speak Up

Dua orang karyawan sedang saling berbincang; salah satunya sedang memangku laptop.

Komunikasikan masalah dan keterbatasan kamu saat kamu menghadapi kesulitan dalam pekerjaan dengan tim atau atasan kamu. Seperti, saat kamu harus izin untuk cuti beberapa hari karena sakit atau mengambil waktu libur untuk healing, kamu bisa memberitahukan rekan kerja kamu untuk tidak diganggu. Dan saat boundaries yang telah kamu buat dan tetapkan dilanggar, maka jangan ragu untuk menyampaikannya pada orang yang bersangkutan.

 

Berani untuk Berkata “Tidak”

Tulisan "no" yang ditulis di atas serbet warna cokelat.

Dengan melakukan hal ini, kamu dapat belajar bagaimana caranya untuk membuat personal space kamu tidak diganggu saat bekerja. Hal ini berguna agar kamu tidak merasa terbebani saat  memilih untuk tidak melakukan atau berpartisipasi dalam kegiatan ekstra yang diadakan oleh tempat kerja kalian. Ada banyak cara untuk melakukannya, seperti:

  • Sepertinya saya belum bisa kali ini, saya sudah ada janji lain

  • Maaf, saya belum bisa melakukannya / berpartisipasi

  • Saya tidak bisa melakukannya.

  • Terima kasih, tapi mungkin lain kali saya berpartisipasi.

Listen to Your Own Needs

Hanya kamu yang mengenali diri sendiri. Terkadang, kamu harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap bisa menjaga personal space kamu. Dengan Dreamtalent, kamu bisa mengetahui work culture yang cocok dengan kepribadian kamu dengan mengikuti assessment yang tersedia. Sehingga, kamu bisa tahu caranya menghadapi masalah dan menciptakan healthy personal boundaries yang cocok dan tepat dengan gaya bekerja kamu.