Kritik vs. Pujian: Mana yang Lebih Baik Untukmu?
Pengembangan Diri | 24 Aug 2023 | By Dreamtalent Blog Writer
Kritik vs. Pujian: Mana yang Lebih Baik Untukmu?

Summary: Kritik dan pujian bisa sama-sama menjadi hal yang baik dan buruk untukmu. Semua itu tergantung pada konteks dan cara penyampaiannya. Pujian yang positif dapat memotivasi dan meningkatkan harga diri, sementara pujian yang berlebihan atau tidak tulus dapat berbahaya dan menciptakan harapan yang tidak realistis. Selain itu, penting juga untuk memberikan kritik yang membangun agar dapat terus memperbaiki kualitas diri.

 

Expectations: Setelah membaca artikel ini, kamu akan memahami mengapa kritik bisa menjadi hal yang baik untukmu dan mengapa pujian bisa menjadi hal yang buruk. Selain itu, kamu akan tau bagaimana caranya memberikan kritik yang sopan serta bagaimana cara menghadapi kritik publik. Tentunya semua hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk perkembangan diri khususnya dalam hal public speaking dan kepemimpinan (leadership).

 

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita tidak asing dengan hal yang bernama kritik dan pujian. Entah itu hal sepele atau hal rumit, apapun bentuknya pasti ada saja hal yang bisa menjadi bahan kritikan dan pujian oleh orang-orang. 

 

Namun, banyak orang yang beranggapan bahwa menerima pujian merupakan suatu hal yang baik, sedangkan ketika seseorang menerima kritikan itu berarti orang tersebut sedang dijatuhkan dan dipermalukan. Lalu, apakah benar kalau mendapat pujian lebih baik dari mendapat kritikan?

 

Kapan Pujian Bisa Lebih Berbahaya dari Kritik?

 

Kenapa pujian bisa berbahaya untukmu?

 

Mendapatkan pujian memang sesuatu hal yang menyenangkan. Namun, jika mendapatkan pujian secara terus menerus tentu saja dapat memiliki efek negatif, meskipun mungkin tidak langsung terlihat seperti kritik.

 

Mudah Puas Akan Hasil dan Kemampuan

Dengan menerima terlalu banyak pujian dapat membuat seseorang menjadi terlalu percaya diri atau berpuas diri dengan kemampuan yang dimiliki. Hal ini dapat membuat kamu cenderung tidak mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan atau menghadapi tantangan baru.

 

Sulit Menerima Kritik

Terlalu sering mendapatkan pujian akan membuat seseorang sulit menerima kritik yang membangun. Jika kamu hanya terbiasa mendengar feedback positif, kemungkinan besar kamu tidak tau bagaimana caranya menangani atau memproses feedback negatif ketika mendapatkannya. Beberapa orang mungkin menjadi “haus” akan pujian. Setelah itu, kamu akan mulai melakukan berbagai cara hanya untuk mendapatkan lebih banyak pujian, daripada melakukan kegiatan dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi.

 

Pujian yang berlebihan juga dapat menciptakan ekspektasi yang tidak wajar untuk diri sendiri dan orang lain, yang mengarah pada kekecewaan dan frustrasi.

 

Kenapa Kritik Baik Untukmu?

 

Kenapa Kritik Baik Untukmu?

 

Meningkatkan Kemampuan dan Kekurangan 

Semakin kamu mengenal dirimu sendiri dan semakin kamu menyadari apa yang perlu dilakukan untuk menjadi benar dan meraih keberhasilan, semakin besar kemungkinan kamu meningkatkan kekurangan dan kelebihanmu. Sebaliknya, kamu tidak ingin berkembang jika kamu tidak pernah diberitahu atau tidak pernah mencari tahu di mana atau bagaimana cara meningkatkan diri. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua, role model, dan siapa pun yang bertanggung jawab untuk membantu kamu menyadari pentingnya memberikan kritik yang membangun kepada orang lain.

 

Peningkatan Kesadaran Diri dan Kepercayaan Diri

Kritik yang membangun membuat kamu lebih percaya diri dan kuat, yang mana keduanya merupakan sifat yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Untuk mencapai sebuah tujuan, kamu harus percaya pada dirimu sendiri untuk mengambil keputusan yang tepat melalui persepsi, ide, dan pengetahuanmu. Ketika kesadaran diri dan kepercayaan diri kamu tinggi, maka kamu dapat belajar dari kritikan tersebut.

 

Mempererat hubungan

Kritik yang membangun dapat membuat kamu lebih peduli dan memahami orang lain, sehingga mempererat hubungan kamu secara pribadi dan profesional. Selain itu, hal ini membuat kamu belajar tentang ekspektasi yang wajar, batasan yang sehat, dan keterampilan komunikasi yang semuanya bekerja sama untuk membangun hubungan yang kuat.



“Kritik belum tentu buruk untukmu dan pujian tak selalu baik untukmu.”

 

5 Cara Memberikan Kritik Konstruktif Yang Sopan

 

5 Cara Memberikan Kritik Konstruktif Yang Sopan

 

Memberikan kritik dengan sopan dan tidak terkesan menggurui memang susah-susah gampang. Berikut ini 3 tips memberikan kritik konstruktif supaya orang tersebut tidak merasa tersinggung.

 

1. Pilih waktu yang tepat

Cobalah untuk tidak mengkritik seseorang di depan rekan kerja, rekan kerja, atau teman. Sebaiknya jangan memberikan kritik pada saat itu juga atau tepat setelah kejadian. Pilihlah waktu yang tepat ketika orang lain tidak merasa tersinggung untuk memberikan kritik yang membangun secara pribadi.

 

2. Mulailah dengan pujian

Lebih mudah mendengar sesuatu yang negatif setelah dipuji atas apa yang telah kamu lakukan dengan baik. Bersikaplah tulus dalam memberikan apresiasi yang jujur kepada orang lain atas kerja keras yang telah dilakukan untuk mengurangi rasa sakit hati, dan hindari kesan bahwa kamu sedang menegurnya.

 

Cobalah untuk menghindari kata "tetapi" setelah pujian dan sebagai gantinya gunakan kata "dan". Misalnya, "Kami sangat bangga padamu karena telah meningkatkan nilai, dan jika kamu terus bekerja dengan baik, kamu juga bisa meningkatkan nilai fisikamu."

 

3. Kritik perilaku kamu sendiri terlebih dahulu

Kamu bisa coba bicarakan tentang kesalahan kamu sendiri dengan cerita pengalaman pribadi sebagai cara untuk berhubungan dengan orang yang kamu kritik secara konstruktif. Contohnya, "Dulu waktu saya bersekolah, saya kesulitan untuk menyelesaikan tugas sesuai deadline yang diberikan, tetapi saya mulai membuat to do list semua tugas-tugas saya dan semangat belajar saya pun benar-benar meningkat." Dengan cara ini, kamu tidak merendahkan orang lain, tetapi hanya memberikan saran dari kehidupan pribadi. 

 

4. Ajukan pertanyaan daripada memberi perintah

Kamu bisa bertanya seperti ini " Mungkin kamu bisa mempertimbangkan hal ini," "Apakah menurutmu itu akan berhasil?" atau "Bagaimana menurutmu?" Kamu boleh memberi saran, tapi pada akhirnya biarkan orang tersebut membuat keputusannya sendiri. Hal ini akan membantu mereka belajar dari kesalahan. 

 

5. To The Point

Komentar yang tidak jelas tidak akan ditanggapi dengan serius, dan akan jauh lebih efektif jika kamu memberikan feedback yang spesifik. Contohnya, "Saya ingin melihat lebih banyak grafik dan gambar yang disertakan dalam presentasimu," atau "Ruangan ini bisa digunakan sebagai kantor jika kamu menyingkirkan beberapa barang yang berantakan." Dengan begitu, orang lain akan tahu persis bagaimana dan apa yang harus diperbaiki di lain waktu.

 

3 Cara Menghadapi Kritik Di Depan Publik Dengan Bijak

 

3 Cara Menghadapi Kritik Di Depan Publik Dengan Bijak

 

Meskipun kamu bukan seorang pemimpin atau leader, kamu juga perlu memahami bagaimana cara yang tepat mengatasi kritik publik untuk melatih public speaking-mu. Berikut ini tiga cara menghadapi kritik publik supaya kamu berani speak up untuk diri sendiri.

 

  1. Tenang, Dengarkan, Dan Hargai

 

Tetap tenang, dengarkan, dan hargai orang yang memberimu kritikan

 

Tersenyum menunjukkan bahwa kamu tidak takut. Hal ini menunjukan bahwa kamu percaya diri dengan kemampuanmu untuk merespons secara cerdas. Hal ini akan membuat di sekitar cenderung memihakmu, apa pun yang kamu katakan.

 

Tetapi tersenyum bukan hanya tentang mempengaruhi orang.

 

Penelitian menunjukkan bahwa pikiran sering meniru perilaku, dan bukan sebaliknya. Dengan kata lain, jika kamu bersikap santai, kamu akan mulai merasa santai. Jadi, jika kamu tersenyum kamu membantu diri sendiri untuk tetap rileks.

 

Selain itu, banyak orang yang langsung marah dan membela diri hanya karena mendengar feedback yang negatif. Tetapi tidak ada orang yang sempurna. Tidak ada salahnya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kamu miliki.

 

Ketika kamu menerima feedback positif atau negatif, hadapi situasi dengan pikiran terbuka, sehingga kamu bisa memahami perbedaannya. Jangan sela dan dengarkan sampai selesai apapun yang diucapkan oleh orang tersebut. Baru ketika sudah selesai berbicara, kamu bisa menyampaikan tanggapanmu terhadap kritik tersebut.

 

Apapun feedback yang kamu dapatkan, jangan lupa ucapkan terima kasih karena secara tidak langsung orang tersebut sebenarnya memperhatikan apa yang kamu lakukan.

 

2. Bedakan Kritik Bersifat Konstruktif Atau Destruktif

 

Bedakan Kritik Bersifat Konstruktif Atau Destruktif

 

Kamu harus bisa membedakan mana kritik yang membangun (konstruktif) atau merusak (destruktif). Seseorang yang mengkritik dan benar-benar peduli dengan kamu, ia akan mengarah pada hal yang ingin kamu tingkatkan atau menjelaskan bagaimana caranya supaya kamu bisa menjadi lebih baik lagi.

 

Contohnya, kamu sedang mempresentasikan hasil projek gambarmu di depan kelas, lalu salah satu temanmu tiba-tiba mengatakan kalau gambarmu nggak bagus tanpa alasan yang jelas. Bisa jadi temanmu hanya asal nyeletuk dan cuma mau menjatuhkanmu karena tidak memiliki alasan yang berdasar.

 

Namun, jika temanmu menyampaikan alasannya misalnya gambarmu kurang bagus karena kamu menggambar wajah orang tidak menggunakan teori anatomi tubuh, maka temanmu memang benar-benar ingin membantu supaya skill menggambarmu bisa lebih berkembang.

 

3. Tanggapi Argumennya, Bukan Menyerang Orangnya

 

Ketika mengkritik tanggapi argumennya, bukan menyerang orangnya.

 

Jika kamu berbicara di depan umum mengenai sesuatu hal, itu karena ada yang ingin kamu sampaikan dan pastinya kamu udah melakukan banyak persiapan. 

 

Namun, ada kalanya mungkin kamu memang melakukan suatu kesalahan. Jika begitu, akui bahwa kamu memang melakukan kesalahan atau hasil yang kamu tunjukan memang belum maksimal. Tapi jangan lupa juga kamu sampaikan kalau kamu akan mencoba memperbaikinya lagi supaya kamu tidak terkesan rendah diri.

 

Jika kamu nggak merasa seperti itu, kamu bisa memberikan penjelasan bahwa hal yang kamu bicarakan itu memiliki dasar yang kuat misalnya berdasarkan data atau studi terbaru yang diambil dari sumber terpercaya.

 

Jadi, meskipun kamu mungkin merasa sedikit emosi, kamu harus tetap fokus menanggapi argumen dari kritikan tersebut, bukan malah menyerang individunya.

 

Dengan berani mengakui kesalahan atau berani speak up bahwa kamu itu benar, kamu akan terkesan berwibawa dan bertanggungjawab atas segala hal yang kamu lakukan.

 

Jangan Takut Untuk Mengetahui Kekuranganmu

Setelah membaca penjelasan di atas, ternyata kritik tidak selalu memberikan dampak buruk untukmu dan pujian juga belum tentu memberikan dampak baik untukmu. Semua itu tergantung bagaimana kamu melihat sudut pandang dan cara menyikapi kedua hal tersebut. Jadi, jangan takut untuk mendapatkan kritikan yaa!

 

Dengan mendapatkan kritik dan saran, akan membantu kamu untuk memahami diri sendiri. Entah itu memahami kelebihan atau kekurangan yang ada pada dirimu.


Tapi, gimana caranya supaya kamu bisa lebih kenal dan paham sama diri kamu sendiri? Yuk, kunjungi Dreamtalent dan ikuti tes kepribadiannya supaya kamu bisa tau kekurangan dan kelebihanmu dan bisa terus meningkatkan kualitas dirimu.