Karyawan "Malas" Setelah Lebaran? Lakukan Cara Ini!
Tempat Kerja | 02 May 2023 | By Dreamtalent Blog Writer
Karyawan "Malas" Setelah Lebaran? Lakukan Cara Ini!

Summary: Libur Lebaran yang cukup lama menjadi kesempatan untuk beristirahat. Namun, tidak sedikit karyawan yang kembali dari libur Lebaran malah terlihat lelah. Kelelahan yang dirasakan oleh karyawan ini menjadi sumber utama karyawan malas dalam bekerja. Bekerja dengan slow pace atau dengan tempo lambat, tidak memastikan kinerja karyawan Anda akan sempurna. Malah, karyawan Anda akan terlihat tidak produktif. Melalui artikel ini, Anda dapat menemukan beberapa cara yang dapat Anda terapkan untuk mengembalikan kinerja, semangat, dan juga produktivitas karyawan Anda setelah libur Lebaran. 

 

Expectations: Setelah membaca artikel ini, Anda dapat mempertimbangkan beberapa cara dalam artikel ini untuk mengembalikan semangat dan produktivitas karyawan Anda setelah libur Lebaran atau libur lainnya. 



Dari sekian banyak karyawan yang berada dalam naungan Anda, pasti Anda memiliki karyawan atau sekelompok karyawan yang memiliki dua tipe karyawan yang berbeda. 

 

Kelompok karyawan yang pertama adalah kelompok karyawan yang memiliki tipe early bird, sumringah ketika masuk kantor. Tipe karyawan yang tidak lupa untuk selalu menyapa semua rekan kerja yang Ia lihat. Seorang karyawan yang tidak lupa untuk senyum dan memiliki gerak yang cepat. 

 

Sedangkan kelompok karyawan yang kedua adalah tipe karyawan yang night owl, atau karyawan yang lebih suka kerja di malam hari. Alhasil, ketika harus masuk kantor di pagi hari, tidak jarang karyawan tipe ini akan menjadi “grumpy” dan jadi terlihat lemas dan bekerja dengan tempo yang lambat selama matahari masih muncul. 

 

Tentunya, tipe karyawan kedua ini harus menjadi perhatian bagi atasan-atasan dan juga Anda sebagai HR. Terlebih lagi ketika karyawan Anda baru kembali kerja setelah libur yang cukup lama, contohnya libur Lebaran yang terbilang cukup lama. 

 

Karyawan Slow Pace? Kenali Lebih Dalam 

 

Dengan libur yang cukup lama itu, karyawan Anda akan mulai terbiasa dengan rutinitas mereka ketika mereka tidak bekerja. Alhasil ketika kembali bekerja, karyawan Anda sudah tidak terbiasa dengan kebiasaan mereka di kantor yang seharusnya.

 

Dengan libur yang cukup lama itu, karyawan Anda akan mulai terbiasa dengan rutinitas mereka ketika mereka tidak bekerja. Alhasil ketika kembali bekerja, karyawan Anda sudah tidak terbiasa dengan kebiasaan mereka di kantor yang seharusnya. 

 

Rasa malas saat masuk kerja karena holiday mood tentunya akan memberikan pengaruh kepada kinerja dan produktivitas karyawan Anda. Kerja akan tidak maksimal, terlalu banyak bersantai-santai, dan bekerja dengan tempo yang lambat atau slow pace.

 

Loh, bukannya slow pace bagus ya? Bukannya karyawan akan lebih teliti jika bekerja dengan tempo yang lambat?

 

Belum tentu. Bekerja dengan tempo yang lambat belum tentu menghasilkan kerja yang efektif dan teliti. Memang beberapa karyawan akan menjadi lebih fokus dan teliti jika bekerja dengan tempo yang lambat. Namun, tidak sedikit juga karyawan yang malah akan tambah malas-malasan jika bekerja dengan tempo lambat. 

 

Yang pasti, bekerja dengan tempo lambat akan memperbesar kemungkinan overdue deadline atau bahkan menimbulkan konflik dengan klien karena proyek yang tidak kunjung selesai. 

 

Namun, bukan berarti kerja dengan fast pace atau dengan tempo cepat adalah cara kerja yang paling baik untuk dilakukan. Karena kedua cara kerja tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

 

Libur Bikin Karyawan Malas? Masa Sih?

 

 Transisi dari “holiday mood” ke dunia kerja setelah menghabiskan waktu untuk berlibur adalah hal yang menimbulkan tekanan bagi karyawan Anda. Kebanyakan karyawan Anda akan menyempatkan untuk berlibur walaupun dalam waktu singkat, dan inilah yang menyebabkan mereka bekerja dengan tempo yang lambat, karena mereka merasa kelelahan.

 

Libur, apalagi libur Lebaran adalah hari libur yang ditunggu-tunggu oleh seluruh karyawan. Selain mendapatkan THR, Lebaran menjadi liburan yang ditunggu-tunggu karena menjadi kesempatan bagi karyawan Anda untuk temu kangen dengan sanak saudara dan keluarga. 

 

Namun, pastinya Lebaran juga menguras tenaga yang cukup banyak. Lelah karena berkunjung ke rumah saudara, lelah karena berwisata, dan lelah karena perjalanan mudik. 

 

Walaupun karyawan Anda sudah diberi waktu untuk berlibur, pasti ada saja dari mereka yang berpikir bahwa waktu liburannya kurang dan mengharapkan liburan selanjutnya, lagi dan lagi. Hal ini dikarenakan menurut hasil beberapa penelitian, rasa bahagia setelah liburan tidak akan bertahan lama.

 

"Transisi dari “holiday mood” ke dunia kerja setelah menghabiskan waktu untuk berlibur adalah hal yang menimbulkan tekanan bagi karyawan Anda."

 

Kebanyakan karyawan Anda akan menyempatkan untuk berlibur walaupun dalam waktu singkat, dan inilah yang menyebabkan mereka bekerja dengan tempo yang lambat, karena mereka merasa kelelahan. 

 

Mengurangi “Kemalasan” Karyawan, Lakukan Cara Ini!

 

Dalam menguragi kerja karyawan bertempo lambat, Anda sebagai HR dapat menerapkan beberapa cara berikut dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan Anda, seperti memberi waktu luang, pelatihan, hingga membiasakan kebiasaan kehidupan sehat.  

 

Dalam mengurangi kerja karyawan bertempo lambat, Anda sebagai HR dapat menerapkan beberapa cara berikut dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan Anda. 

 

1. Memberikan Waktu Luang

 

Sebagai HR, kesejahteraan karyawan adalah hal yang paling utama untuk diperhatikan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terkadang liburan justru malah menguras tenaga. Untuk mengatasi karyawan yang kelelahan ketika mereka masuk ke kantor adalah dengan memberikan waktu luang sebanyak satu atau dua hari kepada karyawan Anda. 

 

Pemberian waktu luang ini bukan bermaksud untuk memberikan waktu libur tambahan. Melainkan hari dimana karyawan Anda mempersiapkan segala hal untuk ketika mereka kembali bekerja. 

 

Pada waktu luang ini, karyawan Anda akan tetap masuk ke kantor. Tapi selain digunakan untuk kerja, waktu luang ini juga dapat karyawan Anda gunakan sebagai waktu untuk mempersiapkan bahan-bahan meeting hingga membuat susunan pekerjaan atau to-do list. 

 

2. Memberikan Training 

 

Selain memberikan waktu luang, pemberian training atau pelatihan juga merupakan salah satu cara yang dapat Anda gunakan sebagai peningkat produktivitas karyawan. Dari satu atau dua hari luang yang Anda berikan kepada karyawan, salah satu harinya dapat menjadi kesempatan untuk melakukan pemberian pelatihan. 

 

Pemberian pelatihan ini tentunya diharapkan untuk mempersiapkan karyawan Anda untuk keperluan kinerja yang akan datang. Pelatihan ini juga menjadi kesempatan yang baik bagi karyawan Anda untuk terus berkembang secara individu maupun kelompok.

 

3. Evaluasi Goal Perusahaan

 

Hal yang Anda perlu lakukan ketika baru mulai masuk kerja adalah evaluasi kembali tujuan perusahaan kepada karyawan Anda. Evaluasi kembali sangat perlu dilakukan karena setiap karyawan Anda wajib mengerti dan memahami sepenuhnya tujuan perusahaan dan apa yang Anda dan karyawan Anda kerjakan. 

 

Hal ini juga dilakukan untuk menghindari dampak dari tujuan yang ambigu, perbedaan visi dan misi dengan perusahaan, dan menghindari kebingungan. 

 

4. Mempromosikan Kebiasaan Sehat

 

Pernah tidak Anda dengar sebutan “Healthy Body, Healthy Mind”? Istilah ini adalah sebuah kenyataan yang sudah sering terjadi di kehidupan. Merawat pikiran dengan baik, dengan merawat kesehatan tubuh. Jika seorang atlet akan mendorong fisiknya untuk mencapai hasil terbaik, kita sebagai karyawan juga perlu mendesak pikiran kita untuk mencapai yang terbaik pula. Hal itu dapat dicapai dengan merawat tubuh kita dengan perhatian. 

 

Dilansir dari Newport Academy, kesehatan fisik dan kesehatan emosional adalah dua hal yang saling berhubungan, yang biasa dikenal dengan istilah Mind-Body Connection. Koneksi inilah yang akan mempengaruhi pikiran dan kesehatan fisik satu sama lain. Kalau karyawan Anda sehat secara fisik, pikirannya juga akan sehat dan positif. Sama sebaliknya, jika karyawan Anda sedang tertekan atau stress, hal tersebut akan berpengaruh kepada kesehatan mereka. 

 

Maka dari itu, Anda sebagai HR sangat perlu untuk mempromosikan kebiasaan hidup sehat kepada seluruh karyawan Anda. Cara paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan mempromosikan minum air putih yang cukup. Karyawan yang terhidrasi adalah karyawan yang lebih produktif. Bahkan, penelitian menunjukkan jika terjadi pengurangan hidrasi sebanyak 1% saja dapat menurunkan produktivitas karyawan sebanyak 12%

 

Untuk mendorong kebiasaan hidup yang sehat, Anda dapat menyediakan fasilitas serta sarana untuk membantu karyawan Anda, seperti dengan menyediakan dispenser galon air ataupun menyediakan botol-botol air mineral. 

 

Sebagai HR, Anda memang perlu memperhatikan kinerja dan produktivitas karyawan Anda agar proses perjalanan perusahaan tidak terganggu. Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kesehatan dan kesejahteraan karyawan adalah hal utama, hal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang HR.

 

Karyawan yang sejahtera, memajukan perusahaan. Maka dari itu, Anda sebagai HR perlu membentuk lingkungan kerja yang baik dan positif agar kesejahteraan karyawan dapat terbentuk. 

 

Kenali kesejahteraan karyawan lebih dalam lagi melalui  The Ultimate 2023 HR Trends Guide

 

 

Anda sudah menerapkan cara-cara di atas, namun karyawan Anda masih saja belum cukup produktif? Mungkin ini karena faktor psikometri atau kepribadian karyawan Anda.

 

 

Contoh hasil tes psikometri dari Dreamtalent menunjukkan bahwa ketika karyawan Anda memiliki tingkatan fokus yang tinggi, mereka akan memiliki ambisi dan fokus yang tidak mudah teralihkan. Dengan ambisi yang tinggi dan tidak mudah teralihkan, secara tidak langsung karyawan Anda akan memiliki motivasi yang tinggi

 

Sebaliknya, jika karyawan Anda memiliki tingkatan fokus yang rendah, mereka memiliki fokus yang mudah teralihkan dan akan kesulitan untuk menjaga fokus. Hal ini yang membuat mereka kurang produktif, karena akan lebih mudah untuk terdistraksi. 

 

Untuk mengatasi hal tersebut, Anda dapat menemukan cara terbaik untuk menjaga fokus dan meningkatkan tingkatan fokus karyawan Anda melalui tes psikometri dari Dreamtalent.