Dari hal-hal yang dianggap John penting dalam sebuah karier, dia merasa posisinya sebagai product manager memenuhi drive untuk Vibrancy, Learning, dan Innovation. Semangat yang ditunjukkan saat bekerja adalah karena adanya peluang untuk perubahan dan pengalaman baru, mengembangkan kemampuan, dan menciptakan sesuatu yang baru — hal-hal yang memberi John motivasi.
Nilai-nilai lainnya dimiliki John dipenuhi oleh budaya tempat kerja dan inisiatif dalam gaya bekerja. Perusahaannya mendorong budaya self-management dan kebebasan dalam mengatur kerja, memenuhi drive untuk Independence. John juga menetapkan standar tinggi bagi dirinya dan sering maju untuk tanggung jawab lebih dalam tim, konsisten dengan nilai Achievement dan Duty.
Hampir seluruh minat kerja John sesuai dengan profil ideal seorang product manager. Minat yang paling dominan adalah Data Processing, di mana dia sangat senang dan merasa sangat percaya diri menginterpretasi data dan angka dalam sistem kompleks. Ini menjelaskan mengapa John sangat menyukai tahap penelitian dalam product development. Minatnya dalam Management juga konsisten dengan bagaimana dia menjaga aktivitas dan pekerjaan timnya sangat terorganisir dan tercatat.
Uniknya, minat John dalam Interpersonal hanyalah sebatas mengelola dan mempengaruhi orang lain — konsisten dengan peran sebagai pemimpin — sementara dia kurang menyukai interaksi sosial dan membangun relasi. Ini juga dicerminkan dalam hasil Leader Focus dan Leader Agility.
Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa John senang bekerja dengan Things (benda mati), diarahkan oleh Data dan informasi konkret, dan mengerjakan pekerjaan Complex yang memberi tantangan dan kesulitan. Ini konsisten dengan job description yang dimiliki sebagai seorang product manager.
Satu-satunya hal yang belum dimiliki John adalah minat dalam Artistic, di mana dia tidak merasa tertarik maupun percaya diri. John menyadari hal ini sehingga dia mengandalkan anggota tim yang memiliki minat Artistic dalam mendesain UI dan aspek visual lain dalam software yang dikembangkan.
John memiliki hampir semua aspek kepribadian yang ideal untuk seorang product manager. Aspek yang paling dominan adalah Intellectual Openness dan Assertiveness, yang berarti dia berani mempertanyakan segala sesuatu dan percaya diri dalam menyampaikan ide. Ini penting dalam posisinya yang mengharuskan terus memberi dan menerima kritikan untuk menghasilkan ide produk yang terbaik.
Namun, Compassion dan Civility yang rendah berarti John cenderung membuat keputusan hanya dari sudut pandang dirinya. Seorang product manager perlu memiliki aspek ini agar dapat berempati dengan kebutuhan user.
Kombinasi kepribadian ini dapat menunjukkan adanya perilaku Eccentric dan Rebellious di dalam Risk Factors yang perlu diperhatikan oleh atasan John.
Seorang produk manager perlu memiliki Creative Focus untuk menghasilkan ide inovatif yang mendorong pengembangan produk di depan persaingan, dan Evidence Focus untuk mendasarkan keputusan kreatif tersebut pada data penelitian dan user.
John memiliki fokus yang tepat dan ini dicerminkan oleh gaya kepemimpinannya. Dia konsisten mengusulkan fitur-fitur baru dan senang mendiskusikan ide-ide yang disampaikan timnya. Walaupun dia bersemangat tentang ide-idenya, John tetap menentukan fitur apa saja yang patut dikerjakan berdasarkan hasil market research timnya, bahkan jika harus membuang beberapa ide.
Di sisi lain, People Focus dan Diplomatic Focus yang lebih rendah menjelaskan mengapa John cenderung mendorong bawahannya mencapai target yang tinggi dan memberikan kritikan yang sopan tetapi terus terang akan pekerjaan mereka. Dia dikenal memprioritaskan pekerjaan dan kurang memperhatikan aktivitas team-building.
John memiliki nilai baik di kebanyakan Leader Agility yang menunjukkan kemampuan umum dalam menyatukan tim, mengarahkan mereka menuju tujuan, dan menghadapi perubahan sebagai pemimpin.
Di sisi lain, konsisten dengan rendahnya prioritas dalam People Focus dan Diplomatic Focus, John menunjukkan Relationship Agility yang rendah. Dia dapat menghadapi kesulitan dalam membentuk hubungan erat di dalam tim, terutama jika ada anggota baru dari budaya kerja yang berbeda.
Kemudian, Personal Agility yang rendah mengusulkan bahwa dia mungkin tidak selalu mengikuti perkataannya — berdasarkan hasil lainnya ini tidak dalam pekerjaan, melainkan aktivitas seputar relasi.
Seorang product manager idealnya tidak memiliki risiko perilaku kecuali Eccentric dalam jumlah kecil. John memiliki kecenderungan ini di tingkat yang tepat, dan sangat berguna dalam pekerjaannya yang mengharuskan berpikir di luar kotak dan menciptakan ide produk yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Dia dapat menjaga kecenderungan Eccentric-nya tetap terdasar pada kenyataan karena tingginya Evidence Focus yang dimiliki, sehingga menjadi berguna dan bukan disruptif.
Seperti yang disebut sebelumnya, John ternyata menunjukkan risiko Rebelliousness yang tinggi. Ini dapat membawa masalah jika dia diharuskan patuh pada figur otoritas. Overconfidence yang tinggi juga membuat John terlalu menganggap tinggi kemampuan dirinya dan timnya jika dipertanyakan.
John memiliki 3 dari strength yang dibutuhkan seorang product manager: Creativity, Improving, dan Intellectual Stimulation. Ini membuatnya mahir menciptakan ide baru untuk berinovasi, menemukan apa yang perlu ditingkatkan dari produk sekarang, dan mendorong tim untuk aktif dalam design discussion untuk memperkaya ide final prototype. Ini konsisten dengan perilaku yang diperlihatkan John dalam kerja sesuai Creative Focus yang dimiliki.
Realized strength yang lainnya juga mendukung efektivitas John sebagai product manager dan team leader. Strength dalam Competing mendorongnya untuk membuat produk yang lebih baik daripada kompetitor. Persuading membantunya meyakinkan atasan dan divisi lain untuk menjalankan ide fitur baru. John juga mahir dalam Developing Others dan Delegating, sehingga menghasilkan peningkatan signifikan dalam keterampilan dan pengambilan keputusan bawahannya.
Namun, John memiliki weakness dalam aspek yang penting untuk peran product manager. Karena Extrapolating yang lemah, John jarang memprediksi perubahan tren dalam pasar produknya, lebih terpaku pada masa ini berdasarkan data konkret. Ini dipahami sebagai efek samping dari Evidence Focus yang dimiliki. Common Sense yang lemah juga berarti solusi yang diciptakan cenderung terlalu teoritis dibanding praktis untuk sebuah produk, terutama dengan latar belakang John sebagai seorang akademisi.
Uniknya, John menunjukkan kinerja yang sangat baik sebagai product manager walaupun kurang adanya beberapa strength yang penting. Ini dimungkinkan karena strength dalam Developing Others dan Intellectual Stimulation, membuat John mampu mengembangkan kemampuan timnya dalam Extrapolating dan Common Sense untuk menutupi kelemahannya agar dapat membuat produk yang berkualitas.
Profil inteligensi John lebihnya sesuai dengan tuntutan intelektual seorang product manager. Kemampuan membaca pola membuatnya mampu cepat belajar dan memecahkan masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Ini dicerminkan dalam keterampilannya memahami sebab dan akibat dari data implisit user feedback, dan adalah bukti bahwa Creative Focus dan strength dalam Creativity didukung oleh kapasitas intelek yang mencukupi. Di sisi lain, ini juga menutupi Extrapolation yang lemah dengan memungkinkan John untuk cepat beradaptasi, jika tidak memprediksi, perubahan dalam pasar produknya.
John juga kuat dalam menginterpretasi informasi eksplisit, terutama data kuantitatif dari penelitian produk dan pasar, membuat focus group dan usaha trial-and-error lebih produktif. Namun, Processing Speed yang rendah berarti dia butuh waktu lebih untuk membuat keputusan, konsisten dengan kelemahan dalam Deciding. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa John lebih baik memimpin ketika dapat fokus pada gambaran besar, layaknya product manager yang mengurusi strategi besar sementara bawahannya (designer dan developer) fokus mengeksekusi detail kecil.
John Smith adalah fit yang baik dalam perannya saat ini. Dia memiliki kualitas, motivasi, dan kapasitas yang tepat untuk menjadi pemimpin dan product manager yang efektif. Dia proaktif menangani kekurangannya dengan mengandalkan kelebihan timnya. Program pengembangan untuk John sebaiknya diarahkan untuk fokus pada aspek membangun relasi dan people-centric, guna meningkatkan sinergi dalam tim dan pemahaman akan user produk.