Introvert Berkenalan: Apa Kita Bagian dari Fenomena Pandemi? (Part 1)
Pengembangan Diri | 06 Apr 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Introvert Berkenalan: Apa Kita Bagian dari Fenomena Pandemi? (Part 1)

Summary. Introvert selama ini dikenal dengan stereotype seperti pemalu, tidak bisa bersosialisasi, dan sulit untuk mendapatkan tempat di lingkungan sosial. Padahal, introvert muncul dalam berbagai spektrum yang tidak dapat digeneralisasikan. Mereka memiliki kepribadian secara general yang mengutamakan ketenangan diri sendiri sebelum dapat terjun ke keramaian. Namun, seorang extrovert bisa kecenderungan menjadi introvert akibat lingkungan yang mendorong mereka, termasuk pandemi. 

Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu bisa mengerti lebih dalam tentang kepribadian seorang introvert dan karakteristik mereka terlepas dari stereotype yang ditanamkan orang-orang tentang introvert.

 

“Jadi, MBTI gue berubah lagi sejak pandemi,” ucap Spongebob. “Gue yakin banget tadinya gue Extrovert. Sejak pandemi, gue jadi Introvert.” 

Squidward, yang merupakan sosok yang katanya beneran introvert mengambil alih pembicaraan dengan kesal. “Emang menurut lo introvert kayak gimana, sih?” 

Spongebob mendengus balik, berbalas dengan ke-sotoy-annya. “Ya, menurut gue, gue jadi lebih sering menyendiri aja gitu. Kayak males keluar rumah.” 

Seorang introvert tidak mudah mendapatkan impresi hanya dari hal-hal kecil

Menilai kepribadian tidak bisa dengan melihat sesuatu secara hitam-putih, artinya tidak bisa sembarangan disatukan dalam stereotype tertentu.

Pulang-pulang, Squidward mulai nge-rant di close friend Instagramnya. Caption storynya tidak bisa dipungkiri bahwa ia kesal dengan kelakuan Spongebob. Emangnya introvert apa-apa soal gak mau bersosialisasi dan penyendiri, ya? Kalau begitu, bagaimana bisa Squidward dapet jabatan jadi ketua di perusahaan konsultan? Aneh banget si Spongebob. 

Memang ada yang lucu tentang introvert dan extrovert itu sendiri. Stereotype yang melekat di antara keduanya seakan cukup untuk dijadikan patokan tentang kepribadian seseorang. Padahal, semua tidak bisa diartikan secara hitam-putih. Introvert bukan berarti mereka yang suka mojok kalau ada acara sosial. Gak bisa berbicara, dan 100% seorang pendiam. Pun dengan extrovert, bukan mereka yang harus berpesta setiap malam, kalau nggak, gak akan bisa living

Namun, kondisi seperti Spongebob bukan berarti hal yang bisa diremehkan, justru menarik untuk kita mengetahui lebih dalam. Mungkin sebagian dari kalian pernah merasakan mengikuti MBTI test yang terkenal dengan hasil 4 hurufnya. Tentu dengan berbagai macam hasil yang berbeda-beda, orang seperti Spongebob terus menerka-nerka apakah sebenarnya dia seorang introvert atau extrovert

Google Trends result Extrovert vs Introvert dengan Introvert menggapai grafik tertinggi pada 2020

Selain itu, fenomena yang dialami Spongebob juga bukan fenomena yang asing. Memang memasuki masa pandemi, banyak terjadi perubahan hasil tes maupun perubahan kepribadian yang dirasakan oleh orang-orang. Terbukti dari hasil Google Trends sendiri, memasuki tahun 2020 yang menjadi peak pandemi, angka pencarian untuk kosakata Introvert meningkat drastis, bahkan memiliki grafik tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Nah, jadi sebenarnya, apa sih introvert ini? Apa orang-orang seperti Spongebob ini cuma bagian dari fenomena pandemi aja? Siapa tahu, kan, Spongebob berpendapat biar bisa ‘lari’ dari tugas kantor dan beralasan “lagi introvert nih, bos,” (emang bisa?

Daripada suudzon, yuk kita kenalan dulu dengan si Introvert!

Jadi, apa sih Introvert itu?

 

Squidward memandang Spongebob dan Patrick berbahagia bukan berarti Squidward tidak ingin berbahagia juga

Introvert bukan berarti orang yang pendiam, anti-sosialisasi, dan membutuhkan atensi spesial. 

Dilansir oleh healthline, Introvert atau Introversion tidak bisa dikategorikan sebagai kepribadian yang dapat diukur atau hanya mengikuti mitos tertentu. Justru introversion adalah level terendah dari extroversion atau extravert. Ini berarti, spektrum seorang introvert tidak jauh-jauh dari sifat seperti berikut:

  1. Bekerja lebih baik dalam lingkungan yang tenang

  2. Senang menghabiskan waktu sendiri

  3. Cenderung menampilkan sifat yang lebih teratur dibandingkan antusias dalam lingkungan sosial.

Dengan tiga spektrum kepribadian di atas, bukan berarti kamu bisa mengartikan bahwa introvert adalah sosok yang benar-benar suka menyendiri. Bila masih bingung, nih simak lebih dalam lagi tentang sifat-sifat yang biasa dimiliki oleh seorang introvert.

Socializing is fine, asal sesuai porsinya!

Squidward yang sebal karena diundang spongebob berpesta di waktu-waktu yang tidak tepat

Ada ‘jam kerja’ khusus untuk introvert bersosialisasi dan beristirahat dari keramaian.

Seorang introvert bukan berarti menghindar dari keramaian dan tidak bisa bersosialisasi. Toh intinya, manusia masih makhluk sosial yang membutuhkan waktu bercuap-cuap dengan sesamanya. Hanya saja, introverts ini bergerak seperti handphone kamu. 

Benar, ada waktu bagi mereka bisa bersosialisasi kalau social battery mereka 100%. Tentu dengan seiring berjalannya waktu, apalagi kalau handphone dipaksa untuk bermain terus-terusan, lama-lama baterainya bisa turun hingga 20%. Memasuki inilah introvert nggak bisa dipaksakan. Mereka butuh waktu untuk recharge.

Contohnya, Squidward bisa berpesta seharian dari hari Senin sampai Rabu. Tapi, jangan harap kamu bisa menyeret Squidward untuk pesta lagi hari Kamis ke Jumat. Bisa saja kamu menemukan Squidward di kamar kosnya, hibernasi sembari memasang tulisan di depan pintu kamar: TIDAK BOLEH DIGANGGU!

Paling Suka Fitur Close Friends

Squidward memercayai Squilliam sebagai sosok yang nyaris sama dengan kepribadiannya

Bukan hanya fitur, tapi introverts memang pada dasarnya lebih menyukai lingkaran pertemanan yang kecil. Introverts lebih memilih quality over quantity. Bagi mereka, pertemanan dengan kualitas tinggi ditentukan dari bagaimana kamu dapat menjaga lingkungan sehat dengan teman-teman yang kamu miliki sekarang, bukan dengan berapa banyak jumlah geng yang bisa kamu kuasai. 

Dari sini, mungkin kita bisa lihat dari studi kasus di awal, rasanya fitur close friends ini paling membantu untuk Squidward menyampaikan unek-uneknya. Setidaknya, dia bisa mempercayai beberapa teman yang sudah Squidwardukkan di dalam fitur itu. Soal cepu atau nggak nya ya, Squidward cuma bisa crossing fingers, deh!

Berimajinasi sendiri, siapa takut? 

Squidward memandang kotak kosong tempat berimajinasi

Introverts memiliki kecenderungan untuk terjebak dalam imajinasinya sendiri. Bukan berarti mereka tukang berkhayal, namun mereka menyukai fenomena daydreaming atau membayangkan skenario-skenario di dalam otak mereka sebelum akhirnya mengambil rencana besar untuk apa yang ingin mereka lakukan.

Di sisi baiknya, introverts memiliki kemampuan brainstorming yang bagus dan mengutamakan kehati-hatian dan kualitas. Mereka akan melakukan research yang mendalam atas apa yang mereka pikirkan. Dengan meraba-raba kemungkinan yang ada, mereka bisa melihat bagaimana hidup mereka ke depan, dan cita-cita yang ingin mereka raih selama perjalanan.

Me Time, please!

Squidward menikmati me-time

Nah, ini adalah salah satu stereotype tertinggi dari introvert. Memang tidak salah, introvert paling suka menghabiskan waktu sendiri. Namun jangan asal tebak, bukan berarti mereka melihat ini sebagai ajang untuk ‘menjauh’ atau mengasingkan dirinya dari lingkungan sosial. Me-time disini berarti introvert melihat bahwa kesendirian membantu mereka untuk menjaga kesehatan mereka baik secara mental maupun fisik. 

Waktu yang dihabiskan sendiri bagi seorang introvert lebih membawa perasaan damai dan ketenangan, alih-alih kekecewaan dan stress mendalam. Bagi introvert, kesendirian tidak hanya membantu mereka untuk menenangkan pikiran, namun juga membantu mereka untuk lebih ‘menyayangi’ diri mereka sebelum kembali jatuh kedalam skema lingkungan sosial. 

Jadi, kalau kalian memang sukanya menikmati waktu sendiri—terlepas dari malam atau pagi—dan tidak rewel untuk membutuhkan orang lain di fase sendiri, mungkin saatnya kamu mengecek kembali kepribadian kamu!

Tapi, menjawab kondisi Squidward dan Spongebob, memangnya bisa ya kepribadian seseorang berubah begitu saja? Ada hal-hal dasar yang membuat seseorang bisa menjadi introvert, seperti yang Spongebob utarakan, mungkin saja pandemi jadi salah satunya, kan?

Penyebab Kepribadian Introversion

Squidward yang merasa sebal akibat diganggu waktu sendirinya

Meskipun terlihat sepele, ada banyak hal-hal yang bisa membuat kamu mengalami shifting kepribadian. Beberapa yang merupakan keturunan biologis dari orang tua masing-masing, namun kemungkinannya hanya sedikit. Semakin bergerak dewasa seseorang, semakin besar lingkungan bermain peran dalam pembentukan kepribadian mereka. Contohnya:

  1. Cara dari orang tua mengasuh anaknya,

  2. Jenis edukasi atau lingkungan edukasi yang diterima oleh seseorang,

  3. Pengalaman dengan teman atau kolega dekat, hingga

  4. Pengalaman hidup, khususnya yang terbentuk di masa kanak-kanak

Dari keempat contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa: Benar, pandemi dapat mendorong kecenderungan introvert di dalam diri kita. Bricker mengatakan pada artikelnya bahwa sejak COVID-19, berbulan-bulan karantina membuatnya harus beradaptasi dengan kondisi lockdown, sehingga ketika isolasi sudah tidak lagi diterapkan dan komunitas sosial dapat bergerak dengan lebih bebas, ada rasa yang aneh sebagai bentuk dari perubahan rutinitas yang drastis. 

Wired juga menulis tentang fenomena ini. Pandemi yang besar dan mengubah dunia turut mengubah pola pikir kita untuk merubah perspektif bagaimana kita memandang lingkungan kita secara keseluruhan. Ketika extrovert melihat keluar, maka sejak pandemi berlangsung dan tingginya angka social distancing dan isolasi kala itu, mereka terpaksa merubah pola pikir mereka untuk melihat perspektif dari dalam. 

Namun, perlu diingat juga bahwa perubahan kepribadian bukan berarti sepenuhnya merubah diri kamu dari introvert menjadi extrovert. Pada dasarnya, extrovert dan introvert hadir di dalam spektrum yang tidak bisa membuat kita 100% sepenuhnya jatuh kepada salah satu dari kedua kepribadian tersebut. Salah satu data sains yang membuktikan ini adalah Big Five yang jauh lebih akurat dibandingkan MBTI. Kepribadian seseorang pada alaminya bersifat permanen, namun ada kalanya kecenderungan extraversion atau introversion muncul di kala ada fenomena besar, salah satunya termasuk ke dalam pandemi. 

Jadi, Aku Introvert Bukan, ya?

Menebak kepribadian sendiri dapat menjadi salah kaprah, gunakan dreamtalent untuk membantu mengetahui kepribadianmu.

Mengetahui kepribadian diri sebagai introvert atau extrovert tidak bisa sekadar menerka-nerka dari kondisi yang kamu lalui. Banyak personality test yang dapat membantu kamu untuk mengetahui apakah kamu seorang yang dominan di introvert atau extrovert

Berbeda dari yang lain, Dreamtalent menyediakan tes psikometri berbasis Big Five untuk kamu yang ingin mengetahui lebih dalam tentang spektrum extraversion kamu dengan hasil deskripsi yang lebih lengkap hingga lima kepribadian secara mendetail. Bahkan, hasilnya juga dapat menjadi acuan kamu untuk memahami lebih dalam tentang minat, bakat, dan passion kamu, loh.

Tidak hanya sekadar introvert atau extrovert, hasil tes kamu dapat menjadi patokan untuk melihat prospek karir kamu ke depan dan jenis pekerjaan yang cocok untuk kamu nantinya. Daripada asal tebak seperti Spongebob, lebih baik percayakan kepribadian kamu dengan tes yang lebih akurat, kan?